Dr. Elyse Kharbanda dari Health Partners Institute for Education and Research di Minneapolis, Amerika Serikat, mengatakan, ketika mamil disuntik, vaksin tersebut akan memproduksi antibodi pelindung yang mencegah bakteri bordetella pertussis masuk ke dalam tubuh dan menyalurkan antibodi itu kepada bayi sebelum dilahirkan.
Baca juga : Beasiswa d3 ke S1 Luar Negeri
Antibodi ini dapat memberikan perlindungan jangka pendek kepada bayi di awal kehidupannya terhadap batuk rejan. Selain itu, vaksin juga dapat melindungi Mama sehingga Mama tidak sakit dan menularkannya ke bayi/anak. Centers for Disease Control and Prevention (CDC, Badan Pusat Pengawas dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat) menambahkan, menyusui juga dapat menyalurkan antibodi pencegah batuk rejan kepada bayi.
Ya, Ma, ketika Mama mendapatkan vaksin batuk rejan saat hamil, antibodi juga mengalir ke dalam ASI. Di Indonesia sendiri, pemberian vaksin selama kehamilan belum rutin dikerjakan. Sumber kepustakaan rekomendasi pemberian vaksin untuk mamil masih diambil dari luar negeri. SAAT TEPAT VAKSINASI Ide pemberian vaksin pada mamil berasal dari adanya harapan antibodi kekebalan pada Mama bisa disalurkan ke janin melalui plasenta. Memang, ada tipe antibodi tertentu yang terbukti bisa disalurkan melewati plasenta, salah satunya adalah Immunoglobulin G (IgG).
Tetapi, jangka waktu bertahannya IgG Mama terbatas di tubuh bayi, hanya sekitar 3-4 bulan Maka itu vaksin pada mamil hanya dapat melindungi bayi selama tiga bulan pertama kehidupannya. Setelah usia 3 bulan, bayi harus memproduksi antibodi sendiri. Itu sebab, waktu yang tepat untuk pemberian vaksin pertusis pada mamil adalah di usia kehamilan 27-36 minggu sesuai dengan perhitungan waktu yang diperlukan untuk pembentukan dan lama bertahannya antibodi spesifik dalam hal ini IgG.
Jika terlalu cepat, misalnya di trimester 2, maka antibodi yang disalurkan ke janin tidak akan bertahan lama, hanya beberapa hari di tubuh bayi baru lahir tersebut, sehingga harapan perlindungan bayi pada tiga bulan pertama kehidupannya tidak tercapai. Pada situs resminya, CDC menyatakan, antibodi pelindung tersebut akan berada di puncaknya sekitar dua minggu setelah Mama mendapatkan vaksinnya. Jadi, Mama sebaiknya mendapatkan vaksinasi di akhir kehamilan, sehingga dapat menyalurkannya dengan maksimal pada janin.
Sumber : https://ausbildung.co.id/